Minggu, 22 November 2015

STI, Salah satu Tombo Ati(ku)..



Assalamu'alaikum wr wb..
 
Alhamdulillah, Bismillahirrahmanirrahim.. maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan? Bagaimana kita hidup didunia ini, tidak semua bisa dilogika dengan akal manusia, bagaimana kita diberikan jalan hidup dengan rezeki yang sungguh datangnya tidak terduga tanpa diminta. Tapi entah apa yang bisa saya katakan lagi ketika menuliskan sedikit ayat pembuka diatas ("Fabiayyi.."). saya sebagai manusia tak terlepas dari segala khilaf dan dosa-dosa yg telah dilakukan. Sudah setahun ini saya lama sekali menghilang, tidak berkumpul dengan saudara-saudara di STI (Silat Tauhid Indonesia). 

Tidak bisa dipungkiri lagi, dan saya akui, saya sudah melakukan dosa besar yaitu melanggar perintah-Nya untuk bersabar melawan hawa nafsu. Karena itulah saya merasa takut, minder, malu dan sangat-sangat malu apakah saya masih pantas untuk mengemban amanah ini (STI). Tapi Alhamdulillah, saya ingat pesan dari Guru kita Bapak Andri Rifai ibnu Gambang,"Janganlah kita Suudzon pada Allah SWT, Alim-ulama, serta orang sekitar termasuk diri sendiri". yaudahlah yang lalu biarlah berlalu, tetaplah berpikir positif. Dan saya ingat satu pesan lagi tentang Tombo Ati yaitu "Berkumpullah dengan orang-orang sholeh".
Dari situlah saya ikuti kata hati saya, saya beranikan diri untuk hadir Latihan Bersama (sebut saja Latnas) untuk STI Wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur lainnya, di Lapangan Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan tgl 15 Nov 2015. 

Kalau ingat saat latnas itu, terasa merinding sampai-sampai air mata ini meleleh tak terbendung saat menyaksikan pelantikan para pewaris pada hari itu. Entah kenapa kayak ada yang lepas dari hati ini sehingga terasa lega dan tentram sekali.

Sengaja memang saya menuliskan sedikit curahan hati saya ini, bukan bangga atas apa yg diperbuat, tapi untuk apa? tentunya untuk mengingatkan saya pribadi dan pelajaran bagi semuanya bahwa benar sekali semakin tinggi suatu pohon maka akan semakin besar pula terpaan angin yang menerpanya, karena apa dapat kita sadari ini semua adalah seleksi alam. Dari itu kita kuatkan akar iman kita dengan obat hati yang lima perkara. Semoga kita tetap Istiqomah, dan terus bersilaturahim. Akhir kata sebagai penutup tulisan ini, dengan kerendahan hati saya sampaikan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Guru-Guru STI, seluruh jama'ah STI dimanapun berada termasuk juga kepada rekan-rekan saya Afifan, Arif serta Mustofa (Empat Sekawan) maafkan temanmu ini yang kadang masih terombang-ambing. saya sampaikan Terima Kasih untuk semua, STI Jaya untuk Tanah Air Tercinta "Indonesia" tetap kita jaga Bhinneka Tunggal Ika. Amin3x YRA..

Wassalamu'alaikum wr wb.