Selasa, 30 Oktober 2012

se-Titik untuk se-Samudera (STI)

        


         Alhamdulillah, serasa baru kemarin lulus SMA tiba-tiba sekarang sudah semester lima. Apa waktu yang berlalu begitu cepat atau memang aku-nya yang jalan sambil nglindur? yahh, begitulah jika pemaksimalan waktu dalam kehidupan itu kurang efektif dan tidak efisien. Memang terkadang seseorang itu merasa diatas, kadang dibawah, terkadang pula naik tapi cuma nanggung-nanggung, persis seperti yang selama ini aku alami. Tapi semua itu dalam jangka waktu yang berbeda-beda, bisa dari faktor mood yang gampang atau begitu mudahnya kebawa suasana seperti cuaca saat ini yang tidak menentu, kemarin seharian berawan, sekarang cerah, dan besoknya hujan deras. Itulah fenomena yang termasuk mengerikan buat aku, karena apa? karena kalo pas waktu-waktu kuliah kayak gini terus tugas yang menghujat meminta pertanggung jawaban berdatangan silih berganti. Aduhh, ampun dah kalo sampe-sampe penentuan center of gravity-nya melenceng dari toleransi, otak ini bakalan gak balance, gak ada jaminan fokus, gak ada jaminan buat serius, yang pasti nanggung-nanggung gak jelas, males, dan melankolis. Haha
            Terus solusinya gimana?
            Banyak celah keluar yang gak keliatan mata, ngeliatnya bisa pake hati, pake otak, pake hidung, pake tangan, pake telinga. tergantung dari sisi mana kita mampu menanggapinya, salah satu cara yang menurutku paling ampuh adalah me-refresh kembali apa-apa yang terasa jenuh. Bukan cuma hang out kemana gitu, ngabisin uang, jalan-jalan, hepi-hepi.. nggak, nggak sampe segitunya juga. refresh itu kan "menyegarkan kembali", hehe yaa kira-kira kurang lebihnya seperti itu. Mungkin kalo seperti yang aku lakukan adalah bisa dengan kumpul jama'ah-jama'ah sepadepokan STI ( Silat Tauhid Indonesia ), disana kami latihan bersama, mulai dari tingkatan Iqra', Iman, Kalam, Akbar, dan Mas-mas juga Bapak-bapak Pewaris. Mengambil jurus-jurus hija'iyah, istilahnya kita menuliskan satu demi satu huruf-huruf hija'iyah yang terdapat didalam Al-Qur'an, yaitu dengan pengambilan energi disekitar kita kemudian diolah dengan perpaduan antara gerakan fisik tubuh, pernapasan, juga tentunya adalah diiringi dengan selalu berdzikir kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT. Itulah salah satunya yang mampu membuat aku pribadi merasakan ketentraman yang luar biasa. Disitulah aku menemukan satu lagi keluarga baru, dengan saudara/i dan orang tua-orang tua yang juga saling mengingatkan kita yang masih muda-mudi ini. Saling berbagi pengalaman dan pengetahuan baik mengenai keilmuan, kehikmahan di STI yang tentunya sesuai untuk diperbincangkan pada Tingkatannya, gak sebatas itu pula mungkin kesulitan-kesulitan diperkuliahan, di tempat kerja, dan lain-lain deh. Dan yang jelas seperti apa yang pernah disampaikan Senior kami, STI itu tidak melanggar sya'riat dan jangan digunakan untuk melanggar Syari'at Islam.
           Jadi disitulah aku mendapatkan apa yang aku cari selama ini. yaitu sedikit mengenai kekayaan batin, ketentraman seluruh sistem hidupku. Bukan tidak mungkin, karena apa yang diajarkan di STI ini kembali-kembalinya ke "Shalat" juga, Takbir kita, Ruku' kita, Sujud kita. Bagaimana kita berserah diri mengikhlaskannya sepenuh hati, jiwa dan raga, Lillahi Ta'ala. ( nulis paragrah yang satu ini bener-bener takut, lumayan membuat aku bergetar. takut karena akunya sendiri kalau-kalau tidak bisa sesuai seperti apa yang aku tuliskan ini ). Yah mungkin sedikit intisarinya tentang hubungan vertikal dan horizontal, yaitu Hablum Minallah wa Hablum Minannas.