Minggu, 29 April 2012

One's life journey

       Suatu hari yang lalu saya tersenyum-senyum sendiri, itu terjadi akibat dari saya yang iseng-iseng memutar kembali kaset yang telah lama kusut dari side A ke side B. Bukan kaset Tape/recorder lho calon Bapak-bapak, calon Ibuk-ibuk. Kaset yang saya maksudkan tidak lain adalah satu rekaman masa lalu tentang potret perjalanan hidupku.
       Replay itu saya mulai dari saya yang masih unyuw-unyuw dan Lugu lagi ( Lucu Guilani. hahaha.. ). Kalau ingat masa-masa itu untuk saat ini saya merasakan sangatlah liar, gak bisa dibilangin satu, dua, hingga tiga peringatan. sampek-sampek jalan pintaspun didapat.hemmmmhhhh..
Gak tau kenapa sewaktu saya mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (baca:SD) itu saya kok rada sombong ya?, sok jadi pemimpinlah dan gak mau dikalahkan apalagi untuk mengalah. Memang wajar, masa kekanak-kanakan ( Lha wong namanya ya anak kecil ). Tapi kenapa begitu over?? ada apa dengan tyo pada waktu itu, apa yang ada di pola pikirku saat itu?? Sampai saat inipun saya yang menjalani itu juga belum mendapatkan jawabannya, gak tau deh nyerah.. dan untuk saat inipun saya cuma bisa menyesal penuh dosa kepada mereka teman-teman kecil saya yang pernah tersakiti. Sungguh pengenalan saya terhadap hal-hal bodoh.
      Masa itu juga masa terhadap keinginan pencapaian harapan, lebih mudahnya bisa dibilang puncak cita-cita.  :)
Saya beda dengan mereka pada umumnya, Saya yang gak begitu bebas, akhirnya berusaha membebaskan diri sebebas-bebasnya. Saya yang tidak begitu bahagia, akhirnya dituntut mencari kebahagian lain. Saya yang begitu lemah, akhirnyapun mencari kekuatan sendiri (Sugesti untuk merasa kuat). seperti yang digembar-gemborkan sekarang "Purpose of Life", tapi saya tidak mengenalnya waktu itu. Beberapa dari itu semua lahir dengan spontanitas murni dari satu keabstrakan yang real yaitu Jiwa. Itulah ketidakpuasan manusia, yang sekarangpun juga masih mendarah daging, iya kan? tapi setidaknya kita berusaha untuk menjadikannya kearah yang lebih baik lagi. Jika negative, tinggal dikalikan dengan negative.
      Ketika itupun saya juga sudah mengenal yang namanya Wajib Militer. Tapi gak separah itu juga sih, mungkin bisa lebih tepatnya lagi yaitu Semi Wajib Militer. Biar gak kedengeran ekstrim jadi saya tambah dengan kata semi. hee..  Sistem itu memang gak full 24jam. Seinget saya biasanya kalau siang saya ambil contoh, mesti tidur siang sampek sampek hampir semua akses keluar tersegel khusus untuk saya. Tapi, yang namanya tyo gak kekurangan kecerdikan (sombong.haha), come on bung.. banyak jalan menuju Roma. Ada tapinya lagi, keluar berarti cari mati. Maut. Resiko, demi kebebasan, mencari kebahagiaan, dan lain-lain. Sampai akhirnya kalau siang sepulang dari SD saya juga Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Disana untuk sementara sedikit demi sedikit mendapatkan kebahagiaan yang lain. Eeits, Ada tapi-nya lagi, itu bertahan sekitar empat tahunan dan setelah itu terjadilah tindak pembolosan. Yang akhirnya, saya wassalam nggak dilanjutin lagi cuma nyampek kelas lima. Dan lagi-lagi penyesalanlah yang tidak ketinggalan untuk turut andil bagian disession itu. Kalau sekarang baru kerasa banget, kenapa saya dulu nggak maksi dan nggak pernah nyoba untuk serius?
Bondan n fade 2 black pun mengatakan - Yaa Sudahlah..
      Dari siang loncat ke malem harinya. Nahh ini dia serem-seremnya saya pada waktu itu, menegangkan. Detik-detik itu tidak lain ialah jam belajar, belajar yang lain dari pada yang lain, anak sekecil itu mendapatkan pelatihan mental yang ruaaarrrr biaasaa..! dimana setelah pulang dari ngaji selesai shalat isya', belajar rutin++ pun mau tidak mau yaa dijalanin. Kalau inget, belajar dengan berbasah-basah ria tidak lain yaa hanya didapatkan disitu, kenapa kok basah? jawabannya karena air mataku menetes deras. kenapa kok menetes? karena mata saya menangis. kenapa harus nangis? karena Bapak saya mengajar saya dengan terlalu banyak kasih sayang, sehingga sayapun butuh beberapa pembinaan seperti bentakan, ancaman, kadang juga ada aja yang terbang atau nyrempet di kepala aku. Haha pada paham nggak tuhh?
Yang paham tulisan saya bersyukurlah, untuk yang tidak nggak usah dehh diperjelas,oke.
Tapi dibalik itu semua saya sangat bersyukur, banyak sekali pelajaran-pelajaran berharga yang lebih dari pelajaran akademik saya dapatkan, hingga terbentuklah karakter yang sangat saya butuhkan. Walaupun ada beberapa yang masih negative, yang biasanya akan nampak ketika saya sudah lepas kendali. Tapi paling tidak saya sudah menyadarinya, dan paling tidaknya lagi saya masih terus berusaha untuk membenahinya, berusaha menjadi yang lebih baik lagi, yang minimal apa yang saya lakukan tidak merugikan diri sendiri, apalagi tentunya tidak merugikan bagi orang lain juga. Dari itu semua memanglah terkadang apa yang kita anggap baik, tidaklah juga akan baik untuk orang lain. Sebagai yang menyadarinya, yang terpenting ambillah sisi positifnya, yang jika memang bisa membawa kita kesuatu Kebaikan.
Thanks u so much Mom, Dad..   :)
That was me, how about you?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar