Jumat, 14 Desember 2012

Segara Anakan, Hidden Paradise-nya Kab.Malang (Pulau Sempu)


  
     Minggu tanggal 25 november 2012 yang lalu, saya beserta beberapa teman-teman satu kos menutup hari minggu terakhir dibulan itu ke sebuah kawasan wisata didaerah Malang selatan. Tidak jauh-jauh amat dari tema pantai, yaitu "Segara Anakan" yang katanya orang-orang bilang istilahnya sebuah Laguna. mboh opo iku laguna?? monggo tanglet piambak teng mbah google mawon..

     Segara anakan terdapat pada sebuah pulau didaerah malang selatan, lebih tepatnya di daerah sendang biru yaitu Pulau Sempu. Untuk dapat mencapai kesana, kalian harus sudah sarapan, tidur lebih dari 5jam, berat badan minimal 45kg, sudah mandi dan tidak lupa gosok gigi. 

Hushh ngawurrr..!!
      Oke, jadi aku dan ke lima teman-temanku waktu itu berangkat menggunakan 3 buah motor dari kota malang. Karena kami kesana gak sampek camping/bermalam, jadi persiapan yang sangat dibutuhkan cuman satu, sedia aer minum semampunya. Perjalanan kami tempuh sekitar 2,5jam-an, dengan rute malang(terminal gadang)--> keselatan menuju Bululawang, pertigaan pabrik gula krebet--> belok kiri kearah Turen--> sampai di "kota"Turen (ojo protes, ada tulisannya "Selamat Datang di Kota Turen"hehe), pertigaan Pindad--> belok kiri kearah Sendang Biru. Yaa yang jelas, kalo untuk yang bawa kendaraan pribadi nggak usah khawatir lah, sudah ada rambu-rambu/penunjuk jalannya kok, tenang aja. Untuk kondisi jalannya sudah lumayan bagus, udah di hot mix semua. Tapi walaupun begitu saya harapkan nyetir kendaraannya jangan kenceng-kenceng yaa Boss.. Hargailah Pengendara lain, baik itu mbah-mbah, mbok-mbok, bocah-bocah blegedes, dan lain-lainnya. Demi kenyamanan bersama. 
     Memang perlu kehati-hatian karena jalan yang dilalui cukup menantang, yaitu tanjakan dan turunan yang dikombinasi dengan kelokan-kelokan serta jalan yang lebarnya memang pas-pasan, tapi yaa pas-lah. Hamdalah.. yang perlu diwaspadai dibeberapa titik terdapat daerah-daerah rawan longsor yang cukup membahayakan. 
Sekali lagi intinya  "jaga gas, jaga amarah".

Itu untuk yang membawa kendaraan pribadi. 
Kalo untuk via angkutan umum saya sendiri gak pernah tau yaa, gak pernah tanya juga. jadi maaf tidak bisa memberikan infonya, mungkin diwarung sebelah kalian bisa share, oke bro, sist..
    

      Sesampainya di sendang biru, untuk yang gak 'biasa' kesana diharuskan membayar retribusi masuk 5k per kepala dan tarif parkir sepeda motornya 3k/24jam.
Yeah, go to Sempu island..!!
Sebelum menyeberang ke Pulau Sempu, kita diharuskan mengurus surat TANDA BUKTI LAPOR di Pos Rkw Pulau Sempu setempat, disebelah barat parkir sepeda motor, Dan lagi-lagi yang nggak 'biasa' kesana ada biaya penggantian formulir sebesar amal ibadah masing-masing pengunjung.hehe piss bro.. Nahh, setelah itu barulah kita menyewa perahu untuk menyeberang dengan tarif 100k dan maksimal penumpang 10 kepala (kata orangnya). 


Dan kamipun mulai mengarungi ganasnya Samudera Hindia tersebut.(yg udah tau, dilarang protes.hehe) 

      
 Tidak sampai limabelas menitan sampailah di teluk kecil yang kami kagak tau apa namanya.

Trackingpun dimulai, menerobos hutan konservasi dengan jalan yang dilalui berupa tanah liat yang memadat dan sewaktu-waktu siap menjadi adonan roti kacang coklat capuccino apabila terguyur hujan,  dan kebetulan juga nggak becek sedikitpun tapi tetap aja rada licin. Penting gak jeblok-jeblok nemen yo tho. Kalau kelihatannya sih, Dibilang Hiking, bener juga ada mendakinya, tapi cuman dikit naik turun beberapa bukit. Dibilang Travelling, juga bener soalnya aku bawa tas yang gak semestinya, tas travelling yang lumayan me-linukan punggung.
Yang penting asyekk..


Salah satu yang membuat perjalanan tidak jenuh,
tapi sayang ada coreta-coretan liar



Track ke Segara Anakan



Untuk perjalanannya sendiri berkisar antara 40an-60menitan, jika kondisi track seperti yang saya lalui. Tapi apabila kondisi hujan ataupun baru terguyur hujan, bisa hingga 2jam-an, melihat kondisi jalan yang dilalui tersebut akan berubah menjadi lumpur hingga kubangan-kubangan kecil. 


Bagi visitors yang berkunjung kesana,
SAYA HARAPKAN, “UNTUK TIDAK MENINGGALKAN SEDIKITPUN SAMPAH DI PULAU SEMPU ITU DAN MEMBAWANYA KEMBALI SEMUA SAMPAH SISA-SISA BUNGKUS MAKANAN, ROKOK, PLASTIK, DAN BOTOL-BOTOL MINUMAN, POKOK’E KABEH SAMPAH REKK..”
“KEEP CLEAN YOO..”  La’ tentrem aa nang ati nag pas mlaku, nyawang alam (alas) isik resik ora ono sampah blass, ijo royo-royo.  opo yoo kiro-kiro ngunnu?

sedikit gambaran mengenai rute menuju Segara Anakan :

Courtesy of Gmaps

 
Yoo wis saya lanjutkan, setelah mencapai bukit yang terakhir (mboh sing kepiro), dari situ akan sedikit terlihat terdapat genangan air, yaitu salah satu ujung segara anakan, dan dari situpun sudah terdengar semakin jelas suara ombak pantai selatan yang memasuki sebuah lorong kedalam area laguna dan menghasilkan suara gemuruh yang lumayan memacu semangat empat lima untuk segera sampai.







Dan yaps, memang sudah sangat dekat, kamipun sampai di Segara Anakan saat matahari tepat di atas ubun-ubun, sekitaran jam 11.45 WIB. Dan inilah "Segoro Anakan" sebuah tempat yang masuk sebagai salah satu nominasi saya untuk harus dikunjungi setelah Kawah Putih.

Siiipppppp brooooo, Emang Ruaaarrrr biasaaa.. Ciptaan Allah SWT.
“The Hidden Paradise of Sempu Island”.

Yaawislah, aku gak bisa ngomong banyak-banyak. Silahkan dilihat, diraba, dan ditrawang sendiri deh dari snapshot-snapshot yang telah beredar luas di dunia maya. Silahkan beri score sendiri.



   



  Apa yang istimewa disana?

satu, kita bisa mancing, pengen didalem segara anakannya boleh, pengen dilaut lepasnya juga bisa. Warning ! Dilarang keras memancing masalah. 

dua, puas-puasin berenang tanpa khawatir kebawa gulungan ombak laut lepas, soalnya tuh udah termasuk kolam dengan Berstandart-kan Dunia dan akherat.
 
tiga, objek yang amazing ban-get buat poto-poto. nag jare e arek-arek diarani Hunting.

empat, tempat mesra-mesraan dengan mbak cahya (matahari) / berjemur..

lima, Hop ojo akeh-akeh.. uduk pancasila iki.
 
      Oke, yang jelas, siapapun kita walaupun bukanlah pecinta alam yang seutuhnya tapi ayolah bersama-sama kita patuhi “Trikotipa” yang juga baru saya kenal dari blog lain, yaitu Tiga kode etik pecinta alam, yang isinya antara lain : tidak boleh meninggalkan apapun kecuali jejak, tidak boleh mengambil apapun kecuali gambar, dan tidak boleh memburu apapun kecuali waktu (untuk yg terakhir nag kepepet/kelaperan ora opo-opo.. hee). 

      Memang segara anakan ini begitu mempesona, kalau udah disana, wis talah..
pengennya berlama-lama trus, untuk beranjak darisana kayaknya beraattt banget mau ngelepasnya (tanda kutip “letih, lesu, lemas”. Haahaha), tapi mau gimana lagi keesokan harinya kita masih kuli-ah jadi harus go home. 



     Yah, Alhamdulillah..
saya dan teman-teman diberikan kesempatan untuk dapat menikmati keindahan itu, diberikan kelancaran ( karena acara dadakan ), diberikan cuaca cerah saat dipulau sempu (walaupun pulangnya naik motor kehujanan).  It’s okay, that's very interesting and fun. that will not be soon forgotten !!
once again i say Thanks God, Alhamdulillah... 



Beberapa hasil jepretan disana:




Sang Photographer

















Kerabat kerja yang bertugas, penghuni serang 14 :


dari ki-ka : Afifan, Saya, Adit, Mas Taufan, Firdaus dan sang photographer bung Dani